Masjid Penyengat yang terletak di Pulau Penyengat, 10 menit penyebrangan dengan Kelotok / Sampan Mesin Kecil dari Pelabuhan di Tanjung Pinang. Masjid Penyengat atau nama resminya adalah Masjid Raya Sultan Riau ini adalah satu dari sekian tempat yang dilindungi oleh UNESCO PBB, dan merupakan salah satu Situs Warisan Dunia, wooww..

Pulau Penyengat adalah PUSAT PEMERINTAHAN Kerajaan Riau pada masanya, mulai dikembangkan pada tahun 1803, dan pada tahun 1900 barulah Pemerintahan Kerajaan Riau pindah ke Pulau ini, sejak Sultan Riau-Lingga memerintahkan pemindahan pusat kerajaan. hebat bukan dan dipulau yang tidak terlalu luas ini semua pusat pemerintahan kerajaan ada, mulai dari Istana, Masjid, Komplek Perumahan Raja Raja dan Makam Para Raja, yang sampai saat ini tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Pemerintahan Kepulauan Riau, hebat.

Masjid ini awalnya dibangun oleh Sultan Mahmud pada tahun 1803. Kemudian pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman, tahun 1832 masjid ini direnovasi dalam bentuk yang terlihat saat ini. Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh 4 buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan. Pada bangunan Masjid Sultan Riau terdpat 13 kubah yang berbentuk seperti bawang. Jumlah keseluruhan menara dan kubah di Masjid Sultan Riau sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat shalat wajib lima waktu sehari semalam.

Di sisi kiri dan kanan bagian depan masjid terdapat bangunan tambahan yang disebut dengan Rumah Sotoh (tempat pertemuan). Menurut sejarahnya, masjid ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat.

Pulau Penyengat merupakan pulau yang bersejarah dan memiliki kedudukan yang penting dalam peristiwa jatuh bangunnya Imperium Melayu, yang sebelum terdiri dari wilayah Kesultanan Johor, Pahang, Siak dan Lingga, khususnya di bagian selatan dari Semenanjung Melayu. Peran penting tersebut berlangsung selama 120 tahun, sejak berdirinya Kerajaan Riau di tahun 1722, sampai akhirnya diambil alih sepenuhnya oleh Belanda pada 1911.

Dari pulau ini pula lah lahirnya karyawa sastrawan hebat, yaitu Gurindam 12 yang berisikan petuah Adat, Syarak dan Kitabullah, memuat semua kaidah ke-islaman syariat, hakihat, maghrifat dan tarekat.

Dari Tanjung Pinang, menyebrang dengan kelotok sampan kecil bermesin, dan jika ingin lebih hemat bisa ikut trip yang rame rame, sehingga dibayar per-orangan, dan jika ingin lebih cepat dan tidak mau menunggu bisa langsung sewa 1 kelotok. sampai di pelabuhan pulau penyengat, setelah menyebrang laut 10 menitan, pengunjung akan disambut dengan becak becak motor yang sudah siap menunggu dan mengantar pengunjung berkeliling pulau penyengat. Jika hanya ingin shalat di Masjid, cukup jalan kali saja, tidak terlalu jauh. Namun jika pertama kali datang ke Penyengat, dan ingin keliling, sebaiknya sewa becak motor supaya bisa dibawa kesemua tempat bersejarah.

Alhamdulillah setiap kali pulang ke Tanjung Pinang, kami selalu menyempatkan untuk bisa Shalat di Masjid Penyengat, berangkat kesana sebelum waktu dhuhur dan sampai disana sebelum adzan, sehingga bisa ikut shalat berjamaah di Masjid Penyengat, setelah selesai Shalat bisa menikmati pemandangan laut penyengat dan melihat pulau bintan dari seberang.

ketika kunjungan kali ini, ALFi melihat kapal kapalan tek tek yang berbahan bakar minyak goreng. Ya udah, sekalian nostalgia langsung saja beli 1 untuk ALFi, karena Papa Mama nya ingat mainan ini ketika masih kecil

— October 16, 2013

What Do You Think?

Thanks elo © 2018