Nutrisi Pengaruhi Mental Anak Saat Dewasa

Kandungan DHA dan ARA yang tertinggi tetap pada ASI. Nutrisi memang penting untuk masa pertumbuhan anak. Namun ternyata nutrisi ini tak cuma untuk fisik si anak, namun juga untuk mentalnya ketika ia dewasa.

Pertimbangan inilah yang membuat kaum ibu muda kini semakin banyak memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada buah hatinya.

Mengapa?
”Karena saya percaya, ASI mengandung nutrisi paling tepat untuk anak saya,” kata Tia, (29) tahun. Tak heran, jika salah satu kebanggaan Tia bukanlah prestasinya di kantor. Menurutnya, justru keberhasilannya memberikan ASI ekslusif selama empat bulan pertama adalah salah satu prestasinya yang dibanggakannya. Padahal, ia wanita bekerja yang mememiliki keterbatasan masa cuti melahirkan.

Kemajuan terkini di bidang ilmu nutrisi telah menunjukkan bahwa faktor suplementasi makanan –yang dulu belum dianggap sebagai nutrisi esensial– ternyata memainkan peran penting dalam mendukung berbagai aspek tumbuh kembang dan kesehatan manusia. Di antara nutrisi tersebut adalah choline dan asam lemak tak jenuh omega-3. Keduanya diserap melalui plasenta dan tersekresi dalam ASI. Choline memainkan peran penting dalam perkembangan otak dan organ tubuh lainnya. Kekurangan choline dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.

Akibatnya, anak yang kekurangan choline, kemampuan kognitifnya dan prilakunya kurang. Beberapa peneliti telah mempelajari kadar choline yang terdapat dalam ASI. Penelitian yang dilakukan oleh The Institute of Medicine di AS, menyimpulkan bahwa choline yang terdapat dalam ASI rata-rata sebesar 160 mg/liter atau 24 mg/100 gram kalori. Choline dan asam lemak tak jenuh omega-3, menurut Sheila Margaret Innis, Guru Besar Ilmu Kedokteran Anak Fakultas Ilmu Kedokteran, University of British Columbia, berperan penting dalam perkembangan morfologis, biokimia, dan molekuler dari otak dan organ lainnya.

”Kekurangan choline atau asam lemak omega-3 yang disebabkan oleh asupan yang kurang atau karena adanya penyakit yang mengurangi daya serap, dapat menghambat perkembangan otak,” kata Innis dalam acara yang digalang Mead Johnson Nutritional, di Bogor. Doktor bidang nutrisi dari University of Toronto ini menambahkan bahwa kesehatan fisik dan interaksi lingkungan memiliki efek yang kuat dalam pembentukan perkembangan kognitif.

”Konsekuensinya, kekurangan nutrisi dapat menimbulkan gangguan perkembangan secara langsung pada otak dan secara tidak langsung pada sistem organ lainnya,” tutur Innis. Innis sendiri telah menerbitkan lebih dari 100 studi klinis tentang bayi, anak, dan wanita. Fokus penelitiannya adalah manfaat unsur nutrisi tertentu pada kesehatan sel-sel tubuh.
Selama ini, berbagai penelitian menunjukkan bahwa choline adalah pembentuk syaraf penghantar acethylcholine yang berperan penting dalam proses perkembangan memori dan kemampuan belajar. Cara kerja choline, kata Innis, seperti halnya vitamin. Kebutuhan akan zat tersebut dapat tercukupi bila balita memperoleh ASI hingga usia dua tahun. Setelah itu, bayi dapat memperoleh choline dari makanan seperti daging merah.

DHA dan ARA
Selain choline, unsur nutrisi yang juga penting Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (ARA). Kedua asam lemak yang memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang balita, terutama untuk mempengaruhi perkembangan otak. Unsur ini akan memberikan keuntungan secara klinis dengan kadar dan durasi yang tepat. Studi klinis telah menunjukkan bahwa dalam kaitannya dengan susu formula bayi, hanya jika kadar yang diberikan cukup tinggi serta diberikan dalam durasi yang tepat, maka pemberian DHA dan ARA akan memberikan keuntungan secara klinis.

”Kandungan DHA dan ARA yang tertinggi ada dalam ASI,” ujar Ketua Kelompok Kerja Neurologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat yang juga staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusuma (RSCM) Jakarta.
Tidak diragukan lagi, banyak penelitian menunjukkan betapa pentingnya ASI bagi si kecil. ASI terbukti mengandung asam lemak yang dibutuhkan otak untuk bisa berkembang. Studi yang dilakukan di The University of Kentucky Chandler Medical Center di AS misalnya, menunjukkan, IQ bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi dibanding dengan yang tidak diberi ASI.

Pada studi sebelumnya, suplementasi beberapa asam lemak pada usia dini telah menunjukkan hasil perbaikan indeks perkembangan mental dan ketajaman visual, tetapi hanya pada kadar 17 mg/100 kkal DHA dan 34 mg/100 kkal ARA. Kadar itu nyaris sama dengan rekomendasi FAO/WHO untuk susu formula bayi yang didasari pada kadar rata-rata yang terkandung dalam ASI di seluruh dunia.

Penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kadar AHA dan ARA tersebut jika diberikan pada masa menyusui sampai usia 12 bulan –baik melalui ASI maupun yang diberikan susu formula– meningkatkan ketajaman visual mencapai satu setengah tingkat lebih tinggi dari Standard Eye Chart. Ini jika dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula biasa tanpa DHA dan ARA. Jadi, berilah nutrisi yang cukup pada bayi Anda. Pemberian nutrisi ini amat penting untuk perkembangan mental anak ketika dewasa.

Ikhtisar:
– ASI kaya akan choline, DHA, dan ARA
– Choline adalah pembentuk syaraf, penghantar acethylcholine yang berperan penting dalam proses perkembangan memori dan kemampuan belajar.
– Sumber choline yang lain adalah daging merah.

copy paste? silahkan, tidak dilarang. Tapi minta tolong supaya dicantumkan link sumbernya, anda lebih keren.

— April 6, 2004

What Do You Think?

Thanks elo © 2018